Koperasi

Koperasi, Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh

Koperasi, Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh. Ketika sebuah lukisan Picasso terjual dengan harga Jutaan Dolar, masyarakat pada umumnya mungkin hanya bisa bertanya, mengapa bisa semahal itu?  Bagi sebagian orang mungkin disertai mimpi, kapan saya bisa ikut berinvestasi di lukisan-lukisan itu?  Sebagian lagi mungkin tanpa ada keinginan untuk bisa memiliki. Wong nilainya bisa dibelikan ribuan rumah sederhana.

Masterworks

Sebuah perusahaan teknologi Masterworks.io mungkin bisa mewujudkan mimpi Anda untuk bisa memiliki lukisan atau karya seni yang bernilai jutaan dolar. Caranya? Dengan membuat platform urun dana (crowdfunding). Dengan memiliki modal paling kecil 20 US dolar (sekitar 150 ribu rupiah), seseorang bisa ikut menjadi salah satu pemilik pada sebuah karya seni terkenal. (New York Post).

Bukan hanya bisa ikut memiliki, tetapi pengguna juga akan menikmati keuntungan jika harga karya seni tersebut naik ketika dijual. Atau dengan kata lain ikut menikmati hasil investasi eksotik yang selama ini hanya bisa dinikmati oleh orang-orang super kaya.

Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, semboyan ini masih relevan di dalam ekonomi. Ketika kita bergabung (urun dana) maka kita bisa ikut memiliki sebuah karya seni yang harganya tak terjangkau kantong kita secara pribadi.

Ini adalah perkembangan teknologi yang memudahkan untuk melakukan persatuan dalam ekonomi. Di Indonesia juga telah berkembang urun dana untuk memberikan modal kepada pengusaha yang membutuhkan.

Sebelum teknologi berkembang, kita juga telah bisa memiliki sebuah perusahaan sekelas Astra Internasional dengan membeli sahamnya di pasar modal. Atau ikut memiliki sebuah mal dengan membeli DIRE (Dana Investasi Real Estate) yaitu penghimpunan dana yang akan digunakan untuk membeli aset properti.

Bung Hatta

Tetapi jauh sebelum itu sebenarnya Bung Hatta sejak awal masa kemerdekaan Indonesia telah lama mengusahakan koperasi menjadi soko guru ekonomi di Indonesia. Bung Hatta “Bapak Koperasi Indonesia”, mendefinisikan koperasi sebagai usaha bersama berdasar pada asas kekeluargaan (Kompaspedia 21 Juli 2021). Dalam koperasi satu anggota memiliki satu suara, mirip dengan keluarga.

Koperasi tidak mengenal majikan dan buruh. Koperasi adalah usaha bersama yang dibangun oleh orang-orang yang mempunyai kesamaan kepentingan dan tujuannya.

Bung Hatta menilai bahwa koperasi adalah perwujudan dari politik kemakmuran yang dibutuhkan oleh Indonesia. Karakter masyarakat Indonesia, yang identik dengan kerja sama dan gotong royong, akan menjadi menjadi modal kuat dalam pengembangan koperasi (Kompaspedia 14 Juli 2021).

Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh

Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh dalam koperasi. Ketika satu orang memiliki satu kemampuan ataupun produk yang jumlahnya sedikit misalnya, berhadapan dengan pemodal besar maka akan sulit melakukan negosiasi yang seimbang.  Kemungkinan besar satu orang itu akan ditekan, seperti yang terjadi pada petani sawit sekarang ini.

Berbeda ketika petani sawit bergabung dan menggabungkan kemampuan dan produknya di dalam sebuah badan usaha bersama (koperasi), maka akan kekuatan negosiasi mereka akan lebih kuat. Karena bersatu sehingga seluruh buah sawit mereka akan dijual melalui koperasi ini sehingga pemodal besar akan berhitung seberapa besar mereka akan kekurangan buah sawit (tergantung banyaknya petani yang bergabung).Cukup berbicara tentang sawit yang belum juga beres.

Beras telah lama mengalami masalah, ketika panen raya harga turun karena pasokan melimpah sehingga petani rugi. Bulog ditugaskan membeli beras untuk menstabilkan harga tetapi sering kali pada akhirnya harus dimusnahkan karena rusak terlalu lama disimpan. Petani beras juga sering mengalami kualitas beras kurang memenuhi syarat untuk dibeli Bulog seperti kadar air yang tinggi. Belum lagi permasalahan pupuk subsidi yang juga rumit.

Gotong Royong

Jika petani beras bergotong royong, bekerja sama membangun koperasi produksi. Masalah-masalah yang selama ini dihadapi akan lebih mudah diselesaikan. Terlebih jika ada dukungan dana desa untuk modal awal.

Koperasi bisa membuat pengeringan gabah dengan teknologi sederhana berbahan bakar sekam atau bahkan membuat reaktor bio massa untuk menghasilkan gas yang menjadi bahan bakar.

Petani tak lagi harus menjual gabah ke pengepul di saat harga jatuh karena pasokan melimpah (panen raya). Koperasi bisa membeli gabah petani dengan harga wajar mengeringkannya dan menyimpan di silo koperasi. Gabah kering dengan kadar air rendah yang disimpan dalam silo akan memiliki daya simpan jauh lebih lama dibanding menyimpan beras. Setelah harga normal barulah koperasi menggiling dan menjualnya ke pasaran.

Masalah pupuk? Koperasi bisa menjadi distributor pupuk subsidi maupun non subsidi. Sehingga petani anggota bisa mendapatkan pupuk dengan harga wajar dan jumlah yang cukup. Tidak tertutup kemungkinan koperasi bisa juga memproduksi pupuk organik dengan menggunakan ampas reaktor bio massa, hal yang bisa mengurangi biaya produksi padi dan pencemaran lingkungan.

 Koperasi adalah salah satu cara unggul untuk mengurangi ketimpangan kekayaan. Namun sayangnya saat ini namanya dirusak oleh orang-orang yang menyalah gunakan kemudahan mendirikan koperasi untuk tujuan mengeruk keuntungan seperti Koperasi Simpan Pinjam Indosurya yang gagal bayar triliunan rupiah.

SDM

Mendirikan koperasi memang mudah tetapi untuk membangun yang bagus dibutuhkan orang yang paham bisnis, teknologi produksi dan konsep berkoperasi. Dengan adanya dana desa dan banyak desa yang lebih maju sehingga banyak anak muda yang balik ke desa mungkin kebutuhan SDM ini bisa diatasi. Tentu harus ditambah dengan pelatihan dan pendampingan.

Sudah saatnya koperasi yang sesuai dengan ciri khas ekonomi masing-masing desa mulai lagi didorong untuk dibangun. Program orde baru dengan Koperasi Unit Desa mungkin bisa ditelaah dan diperbaiki serta dikembangkan agar sesuai dengan masa sekarang.

Pandemi Covid-19 memberi pelajaran bahwa sebaiknya kita fokus ke usaha utama yang bisa menjadi sumber pendapatan dasar. Salah satunya adalah pertanian yang pasarnya walau turun di masa pandemi tetap ada. Setelah ini maju barulah kita fokus ke sumber pendapatan tambahan seperti pariwisata.

Tetapi petani-petani ini harus diingatkan bahwa bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Bersatu dan bergotong royong yang dapat dilakukan melalui koperasi. Hal penting untuk bisa berdiri dengan kepala tegak dalam menghadapi pasar bebas.

Ronald Wan

Share jika Bermanfaat

Author: Ronald Wan

@Pseudonym | Love To Read | Try To Write | Observant | email : [email protected]