Universal Basic Income

Universal Basic Income, Pertanyaan Tentang Masa Depan?

Universal Basic Income (UBI) menurut Internasional Monetary Fund (IMF) adalah pemberian uang tunai yang diberikan kepada orang-orang. Dengan syarat minimal atau bahkan tanpa syarat untuk menerima uang tersebut. Tujuannya adalah meningkatkan pendapatan masyarakat.

Lebih jelasnya, semua orang bisa mendapatkan pendapatan minimal tertentu. Misalnya semua orang mendapatkan Rp 1 juta per bulan, tidak peduli dia kaya atau miskin. Atau jika ada syarat minimal, bisa saja hanya orang yang memiliki pendapatan kurang dari Rp 200 juta misalnya.

Mengapa UBI?

Tujuan menerapkan UBI sendiri bisa dibagi dua menurut saya. Pertama adalah untuk mengurangi kemiskinan dan yang kedua adalah antisipasi untuk masa depan. Masa depan yang akan banyak pekerjaan yang hilang akibat otomatisasi.

Baca: Pekerjaan yang akan hilang menurut Mckinsey

Jangan lagi bayangkan bahwa hanya pekerjaan kerah biru seperti pekerja pabrik yang akan hilang. Pekerjaan yang membutuhkan kreativitas juga sudah mulai ada Artificial Intelligence (AI) yang menggantikannya.

Pekerjaan yang hanya melakukan pencatatan sudah jelas mudah tergantikan. Sopir juga akan tergantikan dengan kendaraan otonom.

Tetapi memang seperti revolusi sebelumnya akan ada pekerjaan baru yang muncul. Seperti sekarang ini, orang bisa hidup dengan menjadi youtuber atau penulis lepas, gamer dan masih banyak lagi yang dulu tidak dianggap profesi.

Ketika pertanian mulai berkurang digantikan dengan pekerjaan di pabrik yang akhirnya membutuhkan manajer, akuntan, HRD. Pekerjaan yang mungkin belum terpikirkan ketika ekonomi masih digerakkan oleh pertanian.

Pertanyaannya adalah apakah pekerjaan baru yang belum ada sekarang ini bisa cukup banyak tersedia? Di tengah pertambahan populasi dunia. Untuk itu muncul ide UBI ini, seperti yang dikatakan oleh Elon Musk kepada CNBC pada tahun 2016.

“There is a pretty good chance we end up with a universal basic income, or something like that, due to automation,” Elon Musk

Dari mana Uangnya?

Jika dilihat dari keadaan sekarang dan juga pendapat dari beberapa tokoh seperti Hillary Clinton dan Chris Hudges (pendiri Facebook). Kemungkinan besar akan berasal dari pajak.

Namun yang harus diingat biaya yang akan dibutuhkan sangat besar.

**

Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah apakah dengan UBI?

Kepercayaan Diri

Dengan bekerja manusia bisa memi/liki kebanggaan sehingga kepercayaan diri akan meningkat jika dibandingkan dengan yang menganggur.

Ibu rumah tangga pun, saya yakin tetap memiliki kepercayaan diri. Terutama jika anaknya berhasil di sekolah, masakannya disukai keluarga.

Tanpa pekerjaan apakah manusia tetap memiliki kepercayaan diri?

Kebutuhan selain pangan

Kemungkinan besar, jumlah UBI hanya cukup untuk pangan dan sandang. Bagaimana dengan kebutuhan papan? Apakah nantinya ada tempat tinggal gratis?

Setelah manusia tercukupi kebutuhan dasar. Biasanya manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tingkat berikut, seperti hiburan. Apakah akan ada hiburan atau liburan gratis?

**

Beberapa pertanyaan di atas hanyalah pertanyaan awal. Lebih mendasar adalah bagaimana bisa mendanai UBI ini saat pekerjaan manusia tergantikan.

Mungkin saja bisa dibatasi, pekerjaan apa saja yang bisa digantikan oleh robot atau AI. Tetapi apakah para pemodal bisa bersabar?

Kemungkinan terbaik di masa depan akan muncul banyak pekerjaan baru yang jumlahnya cukup bagi manusia. Tetapi ada juga kemungkinan terburuk, agar bisa menghemat akhirnya banyak manusia dikaitkan ke dunia virtual (macam film Matrix) sehingga biaya untuk merawat bisa minimal.

Referensi : CNBC.com

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

Ronald Wan

Share jika Bermanfaat

Author: Ronald Wan

@Pseudonym | Love To Read | Try To Write | Observant | email : [email protected]