Banyak orang memiliki mimpi menjadi pengusaha. Terlebih di jaman sekarang setelah banyak usaha rintisan yang menembus valuasi USD 1 miliar. Mau jadi pengusaha yang berhasil? Salah satu hal yang paling penting adalah mengubah pola pikir bagi Anda yang tadinya pekerja.
Pendapatan Bukan Keuntungan
Dalam berusaha tidak tergantung besar kecilnya pasti kita akan memperoleh pendapatan. Jika tidak ada pendapatan dari usaha yang dijalankan, lebih baik tutup segera.
Hal yang harus diingat adalah pendapatan adalah hasil penjualan kotor. Hasil penjualan ini belum dipotong biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa menjual sesuatu. Contohnya adalah harga beli barang, listrik, air, gaji pegawai (kalau ada).
Usaha jasa memang tidak ada pembelian barang dagangan. Biaya lainnya saya pikir akan tetap ada seperti listrik, telepon, air, internet dan lainnya.
Baca “Pentingnya memisahkan keuangan usaha dan pribadi”
Keuntungan bersih barulah kita dapatkan setelah hasil penjualan dikurangi biaya-biaya dan juga jangan lupa pajak. Itulah yang boleh dibilang gaji kita sebagai pengusaha.
Pendapatan bukanlah keuntungan kita.
Modal Sekecil-kecilnya dan Harga Jual Setinggi Mungkin
Sebagai pekerja keinginan kita adalah bekerja sesedikit mungkin tetapi mendapatkan gaji setinggi mungkin. Pola pikir yang bisa terbawa ketika memulai usaha sendiri.
Sebuah pola pikir yang salah menurut saya. Kita harus memikirkan bagaimana membuat barang dengan modal yang efektif. Maksudnya adalah bagaimana mencapai kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan biaya yang serendah mungkin.
Bukan terbalik, target biaya menyesuaikan kualitas. Bisa-bisa yang terjadi adalah konsumen memang pada awalnya mau membeli produk kita karena harga bersaing dibanding kompetitor. Tetapi karena kecewa dengan kualitas produk yang ditawarkan akhirnya kecewa dan tidak membeli lagi. Lebih parahnya kalau konsumen memberikan ulasan buruk tentang kita di media sosial.
Jika dengan kualitas memadai dan biaya rendah, produk kita bisa terjual dengan keuntungan fantastis. Itulah keberuntungan Anda. Tetapi harus diingat bahwa keuntungan fantastis akan mengundang kompetitor untuk masuk dan bersaing dengan Anda.
Pendekatan Pengeluaran, Bukan Pendapatan
Sebagai pekerja, selama tidak dipecat atau perusahaan bangkrut. Kita akan menerima gaji sesuai dengan kesepakatan. Misalnya gaji kita adalah 10 juta rupiah maka itulah yang akan kita dapatkan setiap bulan. Belum lagi tambahan THR dan bonus jika ada.
Pengusaha, bulan ini bisa saja mendapatkan keuntungan bersih 20 juta rupiah. Namun bulan depan karena penjualan sepi hanya mendapatkan keuntungan senilai 10 juta rupiah. Tidak tertutup kemungkinan di bulan ketiga rugi.
Sebaiknya kalau menjadi pengusaha, kita menghitung berapa kebutuhan kita dan keluarga selama satu bulan. Misalnya ketemu angka 10 juta rupiah, maka itulah yang kita ambil sebagai gaji kita dari keuntungan bersih.
Sisanya kita simpan sebagai cadangan, kalau-kalau usaha kita tidak bisa memberikan keuntungan yang cukup untuk kebutuhan kita. Selain itu, cadangan untuk pengeluaran tak terduga atau dana darurat, misalnya masuk rumah sakit atau apa pun juga, juga diperlukan. Bagi pengusaha sebaiknya memiliki minimal 12 bulan pengeluaran bulanan.
Setelah satu tahun dan kita berhasil mengumpulkan dana darurat. Barulah kita hitung kelebihan keuntungan selama setahun (jika ada) dan memikirkan apakah kelebihan ini mau diinvestasikan lagi ke usaha atau untuk yang lain, liburan misalnya atau dp rumah?
Pendekatan pengeluaran akan membantu mengamankan keuangan seorang pengusaha. Mau jadi pengusaha? Sebaiknya mempersiapkan diri dengan mengubah pola pikir menjadi pola pikir pengusaha bukan lagi pekerja.
Salam
Hanya Sekadar Berbagi
Ronald Wan