Saham salah harga adalah sebuah istilah yang dipopulerkan oleh Lo Kheng Hong. Secara sederhana saham yang tidak sesuai harganya dengan nilai perusahaan. Agar bisa disebut salah harga ada beberapa syarat antara lain adalah Price to Book Value (PBV) yang rendah.
Tetapi dalam menghitung harga wajar sebuah saham tidak hanya satu metode saja. Parto Kawito direktur Infovesta Utama menggunakan perbandingan Price Earning Rasio (PER) dan Return on Equity (ROE) sebagai dasarnya. Hal ini dijelaskan beliau dalam sebuah artikel di harian Kontan Senin 28 Januari 2018.
Parto membuat grafik dengan meletakkan PER di sumbu vertikal dan ROE di sumbu horizontal. Kemudian memasukkan data-data perusahaan dalam sektor sejenis untuk dicari rata-ratanya (garis regresi).
Beberapa saham salah harga menurut metode ini :


Kapan akan naik harganya?
Sulit untuk bisa dipastikan, terlalu banyak faktor yang mempengaruhi. Perkembangan sektor, situasi politik, pemain besar, pemodal asing dan lain sebagainya.
Baca juga: Warren Buffett adalah Investor Jangka PanjangÂ
Jika memang tertarik untuk investasi sebaiknya melihat juga perkembangan sektor yang dihuni saham ini. Selain itu pertimbangkan juga fundamental perusahaan tersebut serta jika memang ingin juga bisa menggunakan analisa teknikal.
Saran Parto adalah membeli saham tersebut sedikit-sedikit. Pengalaman saya dengan INKP, harga baru melejit setelah dipegang hampir satu tahun.
Baca juga: Saham Salah Harga IDX80
Referensi : Harian Kontan, Senin 28 Jan 2019
Salam
Hanya Sekadar Berbagi