asuransi

Asuransi Sebuah Keharusan di Zaman Now

Tidak ada orang yang ingin mengalami musibah. Namun musibah adalah realita kehidupan yang tidak bisa dihindari. Kemungkinan rumah terbakar, gempa ,banjir, sakit, kematian dan musibah lainnya adalah resiko yang harus disadari. Asuransi adalah sebuah alat yang bisa digunakan untuk mengurangi risiko dalam kehidupan.

Apakah Asuransi?

Asuransi mungkin bisa lebih mudah dimengerti dengan perumpamaan berikut,
“Anda sedang mengendarai motor di suatu daerah yang baru dan belum pernah anda jelajahi sebelumnya. Sedang asyik berkendara ternyata di ujung jalan anda menemui sungai yang lebar. Bagaimana cara anda untuk menyeberang ? Jika anda memutuskan untuk langsung menyeberang menggunakan motor maka anda akan menghadapi kemungkinan basah, terseret arus atau malah tenggelam (resiko). Saat anda bingung, muncul sebuah perahu (asuransi) yang menawarkan jasa untuk menyeberang, jika anda memutuskan untuk menyewa perahu berarti anda mengurangi kemungkinan basah, terseret arus dan tenggelam.”

Dengan membeli asuransi berarti anda mengalihkan resiko yang seharusnya anda tanggung kepada perusahaan asuransi, dengan biaya yang relatif murah.

Misalnya asuransi rumah, anda hanya harus membayar premi sekitar 0,1724% (info pribadi) dari nilai pertanggungan per tahun. Jadi misalnya nilai rumah anda beserta isinya Rp. 100 juta maka yang harus anda bayar sekitar Rp. 175 rb per tahun. Selama satu tahun jika rumah anda terbakar, kejatuhan pesawat, terkena gempa atau tsunami serta jika terjadi kerusuhan (tergantung asuransi yang diambil).

Asuransi akan menanggung kerugian anda.

Saya kebetulan tinggal di Jakarta Utara. Setelah menghadapi banjir besar tahun 2002, kerugian cukup lumayan karena tidak siap serta karena banyak perabot yang rusak. Tahun 2006, pada saat perpanjangan asuransi rumah, saya iseng bertanya kepada agen asuransi langganan. “Eh kalau banjir bisa ditanggung nggak sih” tanya saya dan agen saya mengatakan ” bisa tapi ada premi tambahan”. Langsung saya putuskan untuk mengambilnya .

Tahun 2007 terjadi banjir besar lagi dan rumah saya terkena. Banyak perabot yang rusak termasuk kasur,sofa,kulkas mesin cuci dan lainnya. Saya langsung menghubungi kantor asuransi dan melakukan pelaporan dan ternyata semuanya bisa diganti. Saya bersyukur karena tidak usah bongkar tabungan untuk membeli atau memperbaiki perabot yang rusak tersebut.

Pengalaman teman saya berbeda. Pada waktu masih SMA, ayah teman saya meninggal terkena serangan jantung. Untung kata teman saya, ayahnya memiliki asuransi jiwa yang cukup untuk membiayai dia dan adiknya sampai lulus kuliah.

Sayangnya di Indonesia tingkat kesadaran untuk ber-asuransi masih sangat rendah. Menurut Otoritas Jasa Keuangan hanya sekitar 11,81% tingkat penggunaan asuransi di Indonesia (data tahun 2016).

Sebuah hal yang patut disayangkan karena Indonesia termasuk negara yang rawan bencana. Indonesia berada di kawasan yang penuh dengan gunung api dan lempengan bumi yang aktif sehingga rentan mengalami gempa bumi.

Belum lagi risiko lainnya seperti banjir kebakaran, kesehatan dan lainnya

Tetapi penting juga memahami tentang asuransi yang akan Anda ambil. Jangan sampai mengabaikan semua tulisan kecil yang disodorkan.

Baca “Tulisan kecil yang sering diabaikan

Asuransi  sebuah keharusan di zaman now

Tulisan ini adalah hasil perbaikan dari tulisan yang pernah ditayangkan di Kompasiana oleh Ronald Wan

Salam
Hanya Sekadar Berbagi
Diarysaham.com

Share jika Bermanfaat

Author: Ronald Wan

@Pseudonym | Love To Read | Try To Write | Observant | email : [email protected]