Dolar AS

Mengapa Rp. 14.000 dianggap Sebagai Angka Psikologis Kurs Dollar AS?

Kurs dollar AS akhirnya menembus angka psikologisnya yaitu Rp. 14.000 per dollar.

Indonesia saat ini bisa dibilang negara dengan ketergantungan impor yang tinggi. Ekspor Indonesia masih didominasi oleh barang-barang komoditas yang memiliki nilai tambah yang tidak besar.

Sebagai contoh kelapa sawit dan batu bara.

Inilah salah satu penyebab mengapa ekonomi Indonesia sulit untuk bisa bertumbuh dengan pesat. Harga minyak sawit sekarang ini belumlah terlalu tinggi. Ditambah dengan banyaknya hambatan baik tarif seperti di India ataupun non tarif seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Sehingga ekspor Indonesia belum bisa kembali berjaya seperti sekitar tahun 2010-2012.

Impor bahan baku, bahan penolong dan mesin industri, sebagian besar dibayar dengan menggunakan mata uang dollar AS.

Pada saat sebuah perusahaan membuat perencanaan usaha, biasanya jika mereka menggunakan bahan baku impor. Maka akan dipatok nilai kurs dollar. Karena akan sulit untuk memperhitungkan biaya produksi jika mengikuti perkembangan kurs dollar harian.

Misalnya hari ini membayar impor, kurs berada pada posisi Rp. 13.500 per dollar. Jika perusahaan melakukan impor lagi kurs belum tentu berada pada posisi yang sama, sedangkan biaya produksi yang menentukan harga jual, tidak mudah untuk diubah.

Jika dollar AS bergerak pada kisaran Rp.9000an maka kemungkinan besar, perusahaan akan mematok biaya produksi pada Rp.10.000 per dollar. Sedangkan selama setahun belakangan kurs dollar AS berada pada kisaran Rp. 13.000an sehingga menurut saya biasanya perusahaan akan mematok biaya produksi pada Rp. 14.000 per dollar AS.

Tembusnya kurs dollar AS melebihi angka Rp.14.000 menyebabkan perusahaan akan mengubah patokan kurs nya. Kemungkinan ke Rp. 14.500 yang akan bisa menyebabkan kenaikan biaya produksi dan biasanya akan dibebankan ke konsumen dengan kenaikan harga jual.

Inilah yang menyebabkan angka Rp.14.000 per dollar AS dianggap sebagai harga psikologis yang kalau bisa jangan sampai tembus.

Selain itu mengingatkan kepada kurs dollar AS pada tahun 1998 yang sempat mencapai Rp 17.000

Namun di sisi lain, misalnya kurs dollar turun ke Rp 10.000. Saya tidak yakin pengusaha akan menurunkan harga jual.

Sumber gambar Kompas.com

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

Diarysaham.com

Share jika Bermanfaat

Author: Ronald Wan

@Pseudonym | Love To Read | Try To Write | Observant | email : [email protected]