Bitcoin

Bitcoin, Berkembang Sebelum Waktunya

Bitcoin, Berkembang Sebelum Waktunya

Banyak orang yang menggunakan kata main dalam melakukan investasi. Main saham salah satu contohnya, saya belajar dari Ellen May salah satu pelaku perdagangan saham bahwa kata main itu mencerminkan ketidakseriusan atau cenderung kepada spekulasi.

Warren Buffett salah satu investor paling sukses di dunia mengatakan “Anda harus tahu apa yang Anda lakukan”. Menurut saya adalah dalam melakukan sesuatu kita harus belajar terlebih dahulu tentang apa yang ingin kita lakukan.

Jika kita ingin melakukan investasi, kita harus belajar dahulu tentang investasi. Berapa modal yang dibutuhkan? Tingkat risikonya bagaimana? Apakah yang menjadi dasar nilai sebuah investasi? Belajar tentang grafik dan lain sebagainya.

Misalnya kita ingin berinvestasi di properti, sebaiknya kita harus tahu apa yang menyebabkan harga sebuah properti bisa naik. Orang yang berkecimpung di bidang ritel dan properti kemungkinan besar akan berkata “Lokasi, lokasi dan lokasi”. Artinya semakin strategis lokasi, harga sebuah properti akan semakin cepat meningkat. Tetapi tergantung juga dengan pasar properti, apakah sedang bagus atau tidak?

Bitcoin dengan teknologi blockhain, mulai diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009. Mulai ramai dibicarakan pada sekitar tahun 2017.

Dasar nilai dari Bitcoin kalau menurut saya adalah bagaimana konsensus dari orang-orang yang menggunakannya. Semakin banyak orang yang sepakat bahwa Bitcoin memiliki nilai maka harga Bitcoin akan semakin meningkat.

Selain itu penggunaannya juga harus semakin banyak. Namun dengan harga Bitcoin yang bisa naik turun sangat drastis, mengurangi kepercayaan bagi penerima pembayaran. Bayangkan jika saat dibayar Bitcoin bernilai US$ 7000 tetapi beberapa jam kemudian bisa turun ke US$ 6.500. Kemungkinan orang akan takut menerima pembayaran Bitcoin.

Walaupun ada kemungkinan harganya naik.

Nilai yang kedua adalah teknologi Blockchain yang menurut saya bisa menjadi teknologi keamanan internet di masa depan. Dengan semakin banyaknya data pribadi yang secara sadar atau pun tidak sadar kita taruh di dunia maya maka dibutuhkan sebuah teknologi keamanan yang mumpuni.

Baca “Blockchain sebagai teknologi keamanan

Bitcoin sempat mencapai USD 20.000 per BTC atau sekitar Rp 260 juta (kurs Rp. 13.000) pada tahun 2017 sebelum akhirnya turun ke sekitar Rp 109 juta per BTC per hari ini menurut Google Finance. Apa yang terjadi?

Banyak orang yang menganggap bahwa masa depan Bitcoin akan cerah. Dimana mereka semua berharap akan makin banyak orang dan negara yang bisa menerima Bitcoin sebagai salah satu mata uang alternatif.

Yang terjadi adalah sebaliknya, beberapa negara termasuk Indonesia melarang penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. China sudah melarang perdagangan Bitcoin dan dalam proses untuk melarang penambangan Bitcoin. Sebuah pengurangan dari pengguna.

Korea Selatan sebagai salah satu negara terbesar dalam perdagangan Cryptocurrency juga sedang berusaha untuk meregulasi perdangangan ini. Salah satunya adalah Bitcoin. Ditambah dengan pembobolan salah satu mata uang kripto di Jepang. Berita buruk bagi mata uang kripto.

Harga Bitcoin naik terlalu cepat dan tidak sesuai dengan nilai yang dicerminkan oleh penggunaannya di dunia nyata. Sehingga begitu ada berita buruk turunnya pun sangat cepat.

Spekulasi bukan lagi investasi, saya rasa itu yang terjadi dalam dunia mata uang kripto. Bahkan ada yang berani menggadaikan rumah untuk spekulasi Bitcoin.

Bagaimana ke depannya? Saya pikir tidak ada yang tahu, ada yang pro dan ada yang kontra. Namun seperti kata Warren Buffet, Anda harus tahu apa yang Anda lakukan. Sehingga kita bisa melakukan investasi bukan spekulasi.

Referensi : Media dalam dan luar negeri

Sumber gambar Forbes

Salam

Hanya Sekadar Berpikir

Tulisan ini pernah ditayangkan di Kompasiana oleh Ronald Wan

Diarysaham.com

Share jika Bermanfaat

Author: Ronald Wan

@Pseudonym | Love To Read | Try To Write | Observant | email : [email protected]