Apakah Pasar Modal akan Jatuh Sebesar 40%?

Apakah Pasar Modal akan Jatuh  Sebesar 40%?

Pasar modal dunia termasuk Indonesia telah mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Sejak tahun 2009 sampai meraih puncak di sekitar Januari 2018.

Setiap kali pasar modal meningkat, tentunya tidak bisa tidak ada risiko pasar modal akan turun. Bahkan boleh dibilang sesekali turun adalah sehat. Namun jika turun terlalu dalam maka berpotensi akan mengalami penurunan yang lebih dalam lagi. Karena biasanya pelaku pasar secara psikologis akan mengalami kepanikan.

Salah satu perkataan Warren Buffet yang terkenal adalah Takutlah ketika pasar sedang serakah dan serakahlah ketika pasar takut. Menurut pengertian saya hal ini berarti dalam kejatuhan pasar sebenarnya ada sebuah peluang. Serta ketika pasar sedang naik sebaiknya kita malah lebih berhati-hati.

Daniel Pinto dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Televisi mengatakan bahwa dalam waktu satu sampai dua tahun lagi pasar masih akan tetap bergerak naik. Tetapi pasar sekarang ini dalam kondisi takut. Takut dengan kemungkinan perang dagang, takut dengan kemungkinan kenaikan inflasi (pasar AS) dan lain sebagainya.

Semuanya ini berkaitan dengan ketakutan akan pertumbuhan di masa yang akan datang. Daniel memperkirakan dalam satu sampai dua tahun ini, pasar akan mengalami koreksi dalam. Sekitar 20%-40% tergantung dari nilainya pada saat itu.

Kemarin saya sudah menulis bahwa komputer model Goldman Sachs memprediksi bahwa masa keemasan pasar modal sudah akan berakhir. Goldman mengatakan indikator bull/bear sekarang ini berada pada posisi lebih dari 70%. Lebih berat ke bear.

Indikator ini memperhitungkan 5 faktor yaitu,

  1. Momentum pertumbuhan
  2. Grafik dari imbal hasil obligasi
  3. Inflasi inti
  4. Tingkat pengangguran
  5. Valuasi saham

Ellen May dalam sebuah artikel di Detik juga mengatakan bahwa secara teknikal. Grafik IHSG mirip dengan apa yang terjadi pada tahun 2008. Sehingga ada kemungkinan terjadi jatuhnya nilai pasar saham.

Semua orang bisa membuat prediksi bahkan komputer pun bisa membuat prediksi. Tetapi saya pikir tidak ada yang bisa memastikan apakah benar akan terjadi? Jatuhnya pasar saham.

Memang harus diakui bahwa berita buruk bertubi-tubi datang. Dari mulai naiknya tingkat imbal hasil obligasi, kemungkinan perang dagang AS dan China, kenaikan suku bunga, berakhirnya era dana murah dan terakhir hancurnya saham Facebook karena ada kebocoran data.

Saya sendiri berpendapat bahwa selama tidak terjadi perang dagang AS dan China. PAsar keuangan di  tahun 2018 akan penuh dengan volatilitas. Namun kemungkinan sejarah jatuhnya pasar keuangan setiap 10 tahun, mundur ke satu dua tahun lagi

 

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

Diarysaham.com

Share jika Bermanfaat

Author: Ronald Wan

@Pseudonym | Love To Read | Try To Write | Observant | email : [email protected]